Sabtu, 20 Juni 2015

Anak Gaduh, Sholat Tak Khuyuk

Bulan ramadhan adalah bulan mulia dimana setiap amal ibadah kita akan dilipatgandakan beratus kali lipat. Ibadah yg hanya ada dini kan ramadhan salah satunya adalah sholat sunnah tarawih. Namun yang disayangkan adalah ada saja gangguan sewaktu kita menjalankan sholat tarawih, yang paling sering adalah anak-anak yang selalu berisik sehingga membuat kegaduhan didalam masjid. Alhasil sholat nya jadi tidak khusyuk. Sesekali juga ada saja yang memarahi mereka agar diam dan anak-anakpun diam meski hanya sesaat. Setelahnya mereka kembali membuat kegaduhan. Memamg sudah jadi sifat alami anak-anak jika berkumpul mereka akan bercengkerama, bercanda, berkelahi dan bermain-main. Namun hal tersebut tetap harus dibatasi apalagi ketika sedang melakukan ibadah sholat.

Beberapa tips yang dapat dilakukan untuk  mengurangi kegaduhan yang dilakukan anak-anak ketika sholat yakni:
1. Pendampingan selama sholat.
Ketika anak-anak sholat, orang tua masing-masing anak harus mendampingi anaknya atau bersebelahan dengan anaknya ketika sholat berlangsung. Inilah mengapa orang tua harus melakukan sholat berjamaah di masjid.

2. Edukasi yang baik kepada anak.
Mendidik anak harus dengan kesabaran. Sabar dalam mendidik artinya adalah bahwa selalu ada proses yang harus dilewati dan masing-masing proses membutuhkan waktu yang terkadang lama dan sebentar.

Anak Gaduh, Sholat Tak Khuyuk

Bulan ramadhan adalah bulan mulia dimana setiap amal ibadah kita akan dilipatgandakan beratus kali lipat. Ibadah yg hanya ada dini kan ramadhan salah satunya adalah sholat sunnah tarawih. Namun yang disayangkan adalah ada saja gangguan sewaktu kita menjalankan sholat tarawih, yang paling sering adalah anak-anak yang selalu berisik sehingga membuat kegaduhan didalam masjid. Alhasil sholat nya jadi tidak khusyuk. Sesekali juga ada saja yang memarahi mereka agar diam dan anak-anakpun diam meski hanya sesaat. Setelahnya mereka kembali membuat kegaduhan. Memamg sudah jadi sifat alami anak-anak jika berkumpul mereka akan bercengkerama, bercanda, berkelahi dan bermain-main. Namun hal tersebut tetap harus dibatasi apalagi ketika sedang melakukan ibadah sholat.

Beberapa tips yang dapat dilakukan untuk  mengurangi kegaduhan yang dilakukan anak-anak ketika sholat yakni:
1. Pendampingan selama sholat.
Ketika anak-anak sholat, orang tua masing-masing anak harus mendampingi anaknya atau bersebelahan dengan anaknya ketika sholat berlangsung. Inilah mengapa orang tua harus melakukan sholat berjamaah di masjid.

2. Edukasi yang baik kepada anak.
Mendidik anak harus dengan kesabaran. Sabar dalam mendidik artinya adalah bahwa selalu ada proses yang harus dilewati dan masing-masing proses membutuhkan waktu yang terkadang lama dan sebentar.

Rabu, 03 Juni 2015

Mengejar Mimpi

Pernahkah anda memiliki cita-cita? Jika iya, apakah cita-cita anda sudah tercapai? Belum dan kemungkinan akan tercapai? Atau sudah tidak mungkin tercapai lagi karena waktu untuk mendapatkan itu sudah terlewat?
Cita-cita biasanya identik dengan menjadi sesuatu. Pastinya anda ingat sewaktu anda kecil pernah ingin menjadi dokter, polisi, astronot atau yang lainnya. Begitu indah masa kecil sehingga tidak ada yang mampu membatasi imajinasi kita untuk menjadi apapun yang kita inginkan. Namun pernahkah anda cari tahu, dari 10 (sepuluh) anak kecil yang menyampaikan cita-citanya, ketika mereka besar berapa orang yang benar-benar menjadi seperti apa yang mereka inginkan? Kemungkinan besar hanya sedikit sekali yang dapat mencapai cita-citanya bukan? Saya mengambil contoh seorang anak yang masih duduk dibangku sekolah dasar yang ingin menjadi seorang astronot ketika dewasa. Kemudian setelah ia duduk di bangku SMP ia malah ingin menjadi pilot pesawat. Lalu setelah duduk dibangku SMA ia memilih untuk menjadi seorang anggota TNI/POLRI. Bahkan ketika ia duduk dibangku kuliah ia berniat mendaftarkan diri menjadi sorang Pegawai Negeri Sipil (PNS). Namun yang sangat disayangkan ketika ia lulus kuliah yang ada difikirannya hanyalah yang penting dapat pekerjaan.
Saya yakin bahwa sebagian besar dari anda dan saya pernah melakukan penurunan visi hidup seperti diatas. Kita juga tidak bisa menyalahkan diri sendiri ketika ini terjadi, pasalnya memang banyak hal seperti keterbatasan diri yang membuat kita tidak dapat mencapainya. Misalnya saja ketika kita SMA kita ingin sekali menjadi anggota TNI/POLRI tetapi karena penglihatan kita yang buruk kita gagal mengikuti seleksi. Oleh karena itu kita memutuskan untuk kuliah saja. Ketika kita kuliah kita melihat bahwa sangat menguntungkan ketika kita menjadi seorang PNS. Namun ketika sudah lulus kuliah lalu mengikuti seleksi CPNS kitapun gagal sehingga kita memutuskan untuk melamar kerja pada perusahaan swasta namun tak diterima juga hingga akhirnya kita berfikir yang penting kita kerja, yang penting kita mendapat penghasilan, sedikit tidak apa asal cukup untuk makan dan kebutuhan utama setiap harinya untuk diri sendiri atau bahkan untuk anak dan istri.
Sangat miris namun begitulah kehidupan dan sekali lagi kita tidak boleh menyalahkan diri sendiri ataupun orang lain. Secara pribadi saya bertanya pada diri saya sendiri, mengapa banyak hal yang saya inginkan tidak bisa saya dapatkan? Apakah saya yang memang tidak pantas untuk hal tersebut? Padahal saya sudah mencoba meningkatkan kapasitas diri  saya, mencoba memaksimalkan setiap pekerjaan saya, namun tetap saja tidak dapat saya raih. Disisi lain saya mencoba bagaimana ketika saya sangat menginginkan hal tersebut, saya begitu bersemangat untuk mengikuti setiap kegiatan atau proses menuju hal yang saya inginkan. Rasanya begitu menyenangkan ketika kita memiliki harapan meskipun sebelumnya kita tidak tahu apakah harapan itu menjadi kenyataan atau hanya sebatas harapan saja.
Banyak dari kita ketika tidak bisa mendapatkan apa yang kita inginkan menjadi putus asa sehingga tidak mau untuk kembali berharap, tidak mau menjadi sesuatu yang hebat, tidak mau memiliki cita-cita, tidak mau bermimpi kembali. Sehingga ibarat air mengalir, ia hanya mengikuti arus kehidupan yang entah sampai kemana akan membawanya. Air di sungai mengalir menuju muara air di laut. Tetapi ada juga yang mengalir menuju selokan-selokan kecil dan kotor. Ada orang yang mengikuti arus kehidupan lalu bernasib baik seperti air yang mengalir ke muara di laut. Tetapi ada juga yang mengikuti arus kehidupan namun tidak berakhir baik seperti air yang mengalir ke selokan kecil dan kotor. Maka apa yang akan terjadi ketika orang yang bernasib kurang baik ini tetap ikut dalam arus kehidupan tersebut? Tetapi bagaimana ia mau mencoba melawan arus agar dapat sampai ketempat yang sebenarnya yaitu muara di laut? Bisakah ia sampai pada muara di laut? Kita tidak pernah tahu sampai ia mencoba bukan? Bukankah air yang mengalir juga akan menghindar ketika bertemu batu ditengah perjalannya bukan? Bukankah tuhan berfirman bahwa Dia tidak akan mengubah nasib kita sebelum kita mencoba untuk mengubahnya sendiri bukan?
Suatu ketik saya pernah gagal dalam suatu seleksi. Ada teman saya bilang untuk apa mengikuti hal yang melelahkan seperti itu jika hasilnya gagal? Atau anda pernah meraskan sendiri seperti ada yang bilang untuk apa ikut lomba terus tapi tidak pernah menang? Banyangkan jika semua orang didunia berfikiran seperti ini. Saya yakin tidak akan pernah ad orang yang mau berjuang dalam hidupnya. Jika dalam menjalani hidupnya saja tidak ada yang diperjuangkan lalu apa yang menarik dari hidupnya? Tidak ada.

Ketika kita memiliki harapan, ketika kita memiliki sesuatu yang kita inginkan, ketika kita masih dapat bermimpi, disitulah kita akan merasa bahwa hidup kita terlalu berharga jika hanya untuk mengikuti arus dan bahkan hidup kita ditentukan oleh orang lain. Mengejar mimpi merupakan suatu karunia tuhan untuk kita. Meskipun nantinya kita memang benar-benar tidak bisa mendapatkan apa yag kita impikan, tidak ada larangan untuk kita mengganti mimpi kita bukan? Ganti saja mimpi kita jika kita memang sudah tidak punya kesempatan untuk mendapatkannya. Ketika gadis yang kita cintai menikah dengan orang lain kita bisa mencintai gadis lain yang belum menikah. Sangat menyenangkan memang ketika kita mendapatkan apa yang kita cintai, tetapi tidak ada salahnya juga bukan jika kita mencintai apa yang kita dapatkan? Teruslah bermimpi kawan. Teruslah berharap dan teruslah hidup dengan sebenar-benarnya hidup.

Selasa, 02 Juni 2015

lagi gak mood

malam ini bingung mau nulis apa, asli bingung banget, karena lagi gak da ide, jadi cuma ini yang bisa gw tulis, itung-itung konsisten untuk nulis di blog ini sehari satu tulisan. maaf

Senin, 01 Juni 2015

Passion: Mencari sesuatu yang lebih berarti

Bangun pagi lalu pergi bekerja sampai sore hari dan tidur malam kelelahan dari senin sampai dengan jumat, lalu hari sabtu dan minggu pergi berlibur. Hal tersebut dilakukan berulang-ulang sampai kematian datang. Lantas apa yang kita dapatkan dari hidup ini? Apa yang dapat kita berikan untuk orang lain? Tidakkah kita bosan dengan rutinitas yang hanya itu-itu saja?
Sebagian orang menjalani hidupnya hanya untuk sekedar hidup. Mereka tidak mencoba menghiasi hidupnya agar lebih berwarna dan menjadikan hidupnya lebih hidup. Oleh karenanya, meski memiliki uang milyaran,  rumah mewah dan berbgai macam harta kekayaan lainnya tidak selalu membuat orang tersebut bahagia. Bahagia merupakan kata yang memiliki banyak arti bergantung pada siapa yang merasakan bahagia itu sendiri. Menurut saya bahagia adalah ketika apapun yang saya inginkan dapat saya peroleh dengan baik. Ada juga yang mengatakan bahwa bahagia adalah ketika bisa makan cukup setiap hari, bisa punya istri sholeha atau suami sholeh atau bahkan hanya melihat keceriaan orang disekitarnya saja bisa membuat kita bahagia. Dalam agama juga menerangkan apa saja indikator bahagia itu. Namun, bagaimana cara kita untuk mencapai kebahagiaan tersebut?
Merasa bahagia dalam hidup tentu termasuk didalamnya adalah merasa senang. Merasa senang bisa kita dapatkan jika kita melakukan hal-hal yang kita sukai seperti hobi. Misalnya, kita senang membeli buku karena kita hobi membaca buku. Kita senang bermain bola karena kita hobi memainkannya. Maka, hobi bisa menjadi salah satu cara kita mendapatkan kesenangan yang mengarahkan kita pada kebahagiaan. Namun, apakah hanya dengan melakukan sesuatu yang menajdi hobi kita akan membuat hidip kita menjadi lebih hidup? Tidak. Maka, dibutuhkan passion dalam hidup agar menjadi lebih hidup. Banyak orang mengartikan makna dari passion itu sendiri. Saya mengambil inti dari arti passion adalah sesuatu yang jika kita melakukannya, kita merasakan gairah atau semangat yang sangat besar. Hal tersebut akan menjadi lebih berarti bagi kita dan bahkan orang lain disekitar kita. Contohnya saja adalah orang yang memiliki passion berwirausaha, dia sangat senang jika bisa berwirausaha. Oleh karena dia sangat bergairah dalam hal berwirausaha maka dia menularkan semangat berwirausahanya agat orang lain mendapatkan manfaat jika mau berwirausaha seperti memiliki penghasilan sendiri, dapat membuka lapangan pekerjaan, tidak diatur-atur oleh atasan karena kita adalah atasannya dan sebagainya.

Berbicara tentang passion, tidak sedikit orang yang ternyata belum mengetahui apa sebenarnya yang menjadi passionnya. Maka ada beberapa tips yang dapat dilakukan untuk menemukan passion kita. Pertama, cobalah geluti hobi anda saat ini. Berikan waktu khusus untuk lebih tekun pada hobi anda. Kedua, cobalah untuk membuat anda lebih berarti, lebih memiliki nilai bagi anda maupun orang lain. Setelah itu cobalah anda kembangkan hal tersebut. Jika anda berhasil maka disanalah passion anda.

Minggu, 31 Mei 2015

Belajar Menulis

Berawal dari Board Case (BC) teman tentang Workshop Digital Writting yang diadakan oleh salah satu perusahaan Telekomunikasi di Universitas Bandar Lampung saya mendaftarkan diri untuk menjadi peserta kegiatan tersebut. Fasilitator  workshop tersebut adalah mas Pandji Pragiwaksono. Beliau merupakan salah seorang penulis yang sangat kreatif, beberapa karyanya ada juga yang telah mendapat penghargaan seperti bukunya yang berjudul Nasionalisme.
Peserta kegiatan berjumlah sekitar 50 orang yang terdiri dari pelajar dan mahasiswa. Aroma antusias begitu terasa ketika banyak peserta yang melayangkan banyak pertanyaan kepada mas Pandji. Saya mengambil 4 (empat) point penting dari workshop ini:
1.      Menjadi lebih beda, lebih baik daripada menjadi lebih baik
Fasilitator menekankan sangat penting menjadi lebih berbeda dari yang lain dikarenakan hanya yang berbeda yang akan dilihat oleh orang lain. Beliau menjelaskan bahwa sebaik apapun karya kita, tetapi jika tidak dilihat orang maka akan sia-sia. Sebaliknya, meskipun karya kita biasa-biasa saja, namun karya kita bisa dilihat orang maka karya kita akan dapat dinilai oleh orang lain terlepas bagus atau tidaknya karya kita

2.      Mulai dulu
Kebanyakan orang ketika ditanya mengapa belum mau atau belum bisa untuk hanya sekedar memulai menulis, mereka menjawab kurang percaya diri dengan tulisannya, sulit mendapatkan ide atau sudah punya ide namun sulit untuk dituangkan dalam tulisan. Maka, solusi yang ditawarkan oleh fasilitator adalah langsung menulis baik itu banyak atau  sedikit, bagus atau jelek, banyak yang suka atau tidak. “Karya pertama dari seseorang sudah pasti adalah karya yang jelek, maka kita harus membuat karya yang lebih baik dari karya sebelumnya”. Imbuhnya.

3.      Banyak membaca
Menulis merupakan penuangan pemikiran dari otak kita. Semakin banyak yang masuk kedalam otak kita, maka akan semakin banyak juga tulisan yang akan kita buat. Terdapat istilah “membaca merupakan jendela dunia”. Maka dengan membaca banyak referensi seperti buku, berita dan sebagainya bisa menjadi sumber ide bagi kita untuk menulis.

4.      Disiplin
Fasilitator mengatakan bahwa disiplin tidak mengekang, malah membebaskan. Maksudnya adalah seseorang dapat bebas melakukan apapun yang dia inginkan hanya jika orang tersebut sudah disiplin dalam bidangnya. Contoh: seorang pemain sepak bola profesional dapat dengan bebas mengolah bola di lapangan karena sedari kecil ia disiplin untuk berlatih sepak bola. Disiplin bertujuan agar kita dapat konsisten untuk memperdalam bidang yang kita geluti seperti menulis, melukis, memasak dan lainnya. Mas Pandji sebagai fasilitator mencontohkan sahabatnya Raditya Dika yang sangat disiplin menulis apapun setiap hari untuk terus mengasah kemampuannya dalam menulis.

Demikianlah beberapa point yang saya dapat dari Workshop Digital Writting. Semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian.