Rabu, 03 Juni 2015

Mengejar Mimpi

Pernahkah anda memiliki cita-cita? Jika iya, apakah cita-cita anda sudah tercapai? Belum dan kemungkinan akan tercapai? Atau sudah tidak mungkin tercapai lagi karena waktu untuk mendapatkan itu sudah terlewat?
Cita-cita biasanya identik dengan menjadi sesuatu. Pastinya anda ingat sewaktu anda kecil pernah ingin menjadi dokter, polisi, astronot atau yang lainnya. Begitu indah masa kecil sehingga tidak ada yang mampu membatasi imajinasi kita untuk menjadi apapun yang kita inginkan. Namun pernahkah anda cari tahu, dari 10 (sepuluh) anak kecil yang menyampaikan cita-citanya, ketika mereka besar berapa orang yang benar-benar menjadi seperti apa yang mereka inginkan? Kemungkinan besar hanya sedikit sekali yang dapat mencapai cita-citanya bukan? Saya mengambil contoh seorang anak yang masih duduk dibangku sekolah dasar yang ingin menjadi seorang astronot ketika dewasa. Kemudian setelah ia duduk di bangku SMP ia malah ingin menjadi pilot pesawat. Lalu setelah duduk dibangku SMA ia memilih untuk menjadi seorang anggota TNI/POLRI. Bahkan ketika ia duduk dibangku kuliah ia berniat mendaftarkan diri menjadi sorang Pegawai Negeri Sipil (PNS). Namun yang sangat disayangkan ketika ia lulus kuliah yang ada difikirannya hanyalah yang penting dapat pekerjaan.
Saya yakin bahwa sebagian besar dari anda dan saya pernah melakukan penurunan visi hidup seperti diatas. Kita juga tidak bisa menyalahkan diri sendiri ketika ini terjadi, pasalnya memang banyak hal seperti keterbatasan diri yang membuat kita tidak dapat mencapainya. Misalnya saja ketika kita SMA kita ingin sekali menjadi anggota TNI/POLRI tetapi karena penglihatan kita yang buruk kita gagal mengikuti seleksi. Oleh karena itu kita memutuskan untuk kuliah saja. Ketika kita kuliah kita melihat bahwa sangat menguntungkan ketika kita menjadi seorang PNS. Namun ketika sudah lulus kuliah lalu mengikuti seleksi CPNS kitapun gagal sehingga kita memutuskan untuk melamar kerja pada perusahaan swasta namun tak diterima juga hingga akhirnya kita berfikir yang penting kita kerja, yang penting kita mendapat penghasilan, sedikit tidak apa asal cukup untuk makan dan kebutuhan utama setiap harinya untuk diri sendiri atau bahkan untuk anak dan istri.
Sangat miris namun begitulah kehidupan dan sekali lagi kita tidak boleh menyalahkan diri sendiri ataupun orang lain. Secara pribadi saya bertanya pada diri saya sendiri, mengapa banyak hal yang saya inginkan tidak bisa saya dapatkan? Apakah saya yang memang tidak pantas untuk hal tersebut? Padahal saya sudah mencoba meningkatkan kapasitas diri  saya, mencoba memaksimalkan setiap pekerjaan saya, namun tetap saja tidak dapat saya raih. Disisi lain saya mencoba bagaimana ketika saya sangat menginginkan hal tersebut, saya begitu bersemangat untuk mengikuti setiap kegiatan atau proses menuju hal yang saya inginkan. Rasanya begitu menyenangkan ketika kita memiliki harapan meskipun sebelumnya kita tidak tahu apakah harapan itu menjadi kenyataan atau hanya sebatas harapan saja.
Banyak dari kita ketika tidak bisa mendapatkan apa yang kita inginkan menjadi putus asa sehingga tidak mau untuk kembali berharap, tidak mau menjadi sesuatu yang hebat, tidak mau memiliki cita-cita, tidak mau bermimpi kembali. Sehingga ibarat air mengalir, ia hanya mengikuti arus kehidupan yang entah sampai kemana akan membawanya. Air di sungai mengalir menuju muara air di laut. Tetapi ada juga yang mengalir menuju selokan-selokan kecil dan kotor. Ada orang yang mengikuti arus kehidupan lalu bernasib baik seperti air yang mengalir ke muara di laut. Tetapi ada juga yang mengikuti arus kehidupan namun tidak berakhir baik seperti air yang mengalir ke selokan kecil dan kotor. Maka apa yang akan terjadi ketika orang yang bernasib kurang baik ini tetap ikut dalam arus kehidupan tersebut? Tetapi bagaimana ia mau mencoba melawan arus agar dapat sampai ketempat yang sebenarnya yaitu muara di laut? Bisakah ia sampai pada muara di laut? Kita tidak pernah tahu sampai ia mencoba bukan? Bukankah air yang mengalir juga akan menghindar ketika bertemu batu ditengah perjalannya bukan? Bukankah tuhan berfirman bahwa Dia tidak akan mengubah nasib kita sebelum kita mencoba untuk mengubahnya sendiri bukan?
Suatu ketik saya pernah gagal dalam suatu seleksi. Ada teman saya bilang untuk apa mengikuti hal yang melelahkan seperti itu jika hasilnya gagal? Atau anda pernah meraskan sendiri seperti ada yang bilang untuk apa ikut lomba terus tapi tidak pernah menang? Banyangkan jika semua orang didunia berfikiran seperti ini. Saya yakin tidak akan pernah ad orang yang mau berjuang dalam hidupnya. Jika dalam menjalani hidupnya saja tidak ada yang diperjuangkan lalu apa yang menarik dari hidupnya? Tidak ada.

Ketika kita memiliki harapan, ketika kita memiliki sesuatu yang kita inginkan, ketika kita masih dapat bermimpi, disitulah kita akan merasa bahwa hidup kita terlalu berharga jika hanya untuk mengikuti arus dan bahkan hidup kita ditentukan oleh orang lain. Mengejar mimpi merupakan suatu karunia tuhan untuk kita. Meskipun nantinya kita memang benar-benar tidak bisa mendapatkan apa yag kita impikan, tidak ada larangan untuk kita mengganti mimpi kita bukan? Ganti saja mimpi kita jika kita memang sudah tidak punya kesempatan untuk mendapatkannya. Ketika gadis yang kita cintai menikah dengan orang lain kita bisa mencintai gadis lain yang belum menikah. Sangat menyenangkan memang ketika kita mendapatkan apa yang kita cintai, tetapi tidak ada salahnya juga bukan jika kita mencintai apa yang kita dapatkan? Teruslah bermimpi kawan. Teruslah berharap dan teruslah hidup dengan sebenar-benarnya hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar