Berawal
dari Board Case (BC) teman tentang Workshop Digital Writting yang diadakan oleh
salah satu perusahaan Telekomunikasi di Universitas Bandar Lampung saya
mendaftarkan diri untuk menjadi peserta kegiatan tersebut. Fasilitator workshop tersebut adalah mas Pandji Pragiwaksono. Beliau merupakan salah seorang penulis
yang sangat kreatif, beberapa karyanya ada juga yang telah mendapat penghargaan
seperti bukunya yang berjudul Nasionalisme.
Peserta
kegiatan berjumlah sekitar 50 orang yang terdiri dari pelajar dan mahasiswa. Aroma
antusias begitu terasa ketika banyak peserta yang melayangkan banyak pertanyaan
kepada mas Pandji. Saya mengambil 4
(empat) point penting dari workshop ini:
1. Menjadi lebih beda, lebih baik
daripada menjadi lebih baik
Fasilitator menekankan sangat
penting menjadi lebih berbeda dari yang lain dikarenakan hanya yang berbeda
yang akan dilihat oleh orang lain. Beliau menjelaskan bahwa sebaik apapun karya
kita, tetapi jika tidak dilihat orang maka akan sia-sia. Sebaliknya, meskipun
karya kita biasa-biasa saja, namun karya kita bisa dilihat orang maka karya kita
akan dapat dinilai oleh orang lain terlepas bagus atau tidaknya karya kita
2. Mulai dulu
Kebanyakan orang ketika ditanya
mengapa belum mau atau belum bisa untuk hanya sekedar memulai menulis, mereka menjawab
kurang percaya diri dengan tulisannya, sulit mendapatkan ide atau sudah punya
ide namun sulit untuk dituangkan dalam tulisan. Maka, solusi yang ditawarkan
oleh fasilitator adalah langsung menulis baik itu banyak atau sedikit, bagus atau jelek, banyak yang suka
atau tidak. “Karya pertama dari seseorang
sudah pasti adalah karya yang jelek, maka kita harus membuat karya yang lebih
baik dari karya sebelumnya”. Imbuhnya.
3. Banyak membaca
Menulis merupakan penuangan
pemikiran dari otak kita. Semakin banyak yang masuk kedalam otak kita, maka
akan semakin banyak juga tulisan yang akan kita buat. Terdapat istilah “membaca merupakan jendela dunia”. Maka dengan
membaca banyak referensi seperti buku, berita dan sebagainya bisa menjadi
sumber ide bagi kita untuk menulis.
4. Disiplin
Fasilitator mengatakan bahwa
disiplin tidak mengekang, malah membebaskan. Maksudnya adalah seseorang dapat
bebas melakukan apapun yang dia inginkan hanya jika orang tersebut sudah
disiplin dalam bidangnya. Contoh: seorang pemain sepak bola profesional dapat
dengan bebas mengolah bola di lapangan karena sedari kecil ia disiplin untuk
berlatih sepak bola. Disiplin bertujuan agar kita dapat konsisten untuk
memperdalam bidang yang kita geluti seperti menulis, melukis, memasak dan
lainnya. Mas Pandji sebagai
fasilitator mencontohkan sahabatnya Raditya Dika yang sangat disiplin menulis
apapun setiap hari untuk terus mengasah kemampuannya dalam menulis.
Demikianlah
beberapa point yang saya dapat dari Workshop Digital Writting. Semoga bermanfaat
bagi pembaca sekalian.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar